Berbahagialah pernah mengenalku dimasa lalu. Karena tak akan kau temui lagi sosok sepertiku yang merawat kepedihanmu.
Tangismu, hujan yang memporak-porandakan bahagiaku.
"Berhentilah menangis dik!"
Biar. Biar saja orang membicarakan kita. Nyatanya, hanya aku yang tau seberapa dalam lembah kesedihanmu.
"Berhentilah menangis dik!"
Anak kita adalah jarak dan kepercayaan. Jaga keduanya, aku akan selalu
menyematkan rinduku pada mereka. "Berhentilah menangis dik!"
Aku akan mencoba sebisaku untuk terus melupakanmu. Itu kan yang kau mau?
"Berhentilah menangis dik!"
Meski aku tau, aku tak lagi berhak merindukanmu. Namun cemburu ini masih terus memburuku. "Berhentilah menangis dik!"
Tak seharusnya kau singgah di pelupuk mataku. Menjadi yang pertama tau
tangisku itu, nyerinya tak akan layu. "Berhentilah menangis dik!"
Sudah sudah, sudah malam. Malu pada bulan yang berusaha senyum pada kita. "Berhentilah menangis dik!"
Post a Comment